KAWASAN AGROPOLITAN

SELAMAT DATANG DI KECAMATAN AGROPOLITAN - SUMBERWRINGIN - BONDOWOSO

Kecamatan Sumberwringin

Kecamatan Sumberwringin
Kantor Kecamatan

KECAMATN SUMBERWRINGIN

Foto saya
Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia
Kecamatan Sumberwringin adalah Kec. pusat pengembangan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso

Jumat, 23 Desember 2011

BPBD Bondowoso Mulai Bangun Posko Siaga Ijen
Senin, 19 Desember 2011 10:17:33 WIB Reporter : Oryza A. Wirawan

Bondowoso (beritajatim.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bondowoso mulai membangun posko siaga Gunung Ijen di Kantor Kecamatan Sempol. Warga diharap tetap waspada.


Hal ini disampaikan Kepala BPBD Bondowoso Abdurrahman, Senin (19/12/2011). "Posko ini untuk menyebarluaskan informasi melalui kepala desa, agar secara psikologis, masyarakat terjaga dan tak panik," katanya. Ijen kini berstatus siaga.


Posko ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjelek, yakni evakuasi di kala Gunung Ijen benar-benar meletus. Desa terdekat dari kawah Ijen sekitar lima kilometer. Di bawah Ijen ada afedeling Dampi dan Gunung Blau milik PT Perkebunan Nusantara 12.


Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan penambang belerang tidak melakukan pendakian hingga radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Ijen. Masyarakat di sekitar Gunung Ijen diminta tetap tenang dan tak terpancing isu letusan kawah.


BNPB akan melakukan pendampingan kepada BPBD Bondowoso dan Banyuwangi untuk melakukan langkah antisipasi dan kedaruratan. Dua BPBD di dua kabupaten tersebut diminta berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Kawah Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi atau dengan PVMBG di Bandung. [wir]


Andalan Bondowoso di tengah Keterbatasan APBD

Jalan Rusak Menuju Wisata Kawah Ijen


Siapa tak kenal dengan pegunungan Ijen yang terletak di antara Kabupaten Bondowoso dan kabupaten Banyuwangi. Di tempat tersebut, terdapat kawah berwarna hijau ke biru-biruan yang luar biasa indahnya. Saking indahnya, kabupaten Bondowoso menjadikan kawah ijen sebagai icon setiap foto-foto promosi sebagai pertanda potensi wisata andalan daerah tersebut.


Riku Abdiono - Bondowoso


Ada yang tidak sepadan dengan keindahan kawah pegunungan Ijen saat Surabaya Pagi berkunjung ke daerah tersebut bersama rombongan Dinas Pariwisata Jawa Timur. Yang paling mencolok adalah jalan akses menuju kawasan wisata kelas internasional itu yang masih jauh dari harapan. Kita dipaksa menikmati jalan yang rusak parah dan tidak layak dilewati kendaraan bermotor jenis apapun. Jika tidak karena iming-iming ada kawah yang indah, rombongan mungkin sudah memilih untuk balik kucing.


Perjalanan menuju lokasi bisa ditempuh dari kota Surabaya menuju Bondowoso melalui jalur Situbondo dengan waktu sekitar 6 jam. Paling enak, perjalanan dimulai malam hari. Sehingga agak santai dan tidak macet. Selain itu, bila berangkat malam, akan sampai di Bondowoso sebelum subuh akan memudahkan kita melihat langsung sunrise disela pegunungan Raung dan Ijen.


Ketidaknyamanan baru terasa sejak kendaraan mulai memasuki Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso. Perjalanan dari kecamatan Sumber Wringin hingga kecamatan Sukosari arah pegunungan Ijen benar-benar menegangkan. Bagaimana tidak, rombongan melewati hampir 8 kilometer jalanan dalam kondisi rusak parah. Jalanan yang seharusnya diaspal, tapi sudah lama terkikis hingga hanya terlihat batu-batu besar. Sebenarnya, tentu tidak layak dilewati kendaraan. Bila drivernya tidak tangguh, ban bisa meletus dan lebih parahnya, kendaraan bisa terpeleset ke jurang. “Jalannya rusak parah, seharusnya menuju tempat wisata jalannya tidak seperti ini,” keluh Syamsul, driver minibus elf yang menakhodai perjalanan kami.


Syamsul jelas kewalahan mengendarai minibus yang membawa 9 awak ini. Berkali kali ia menghela nafas panjang melihat jalan menanjak yang rusak parah. Sekali-kali juga dirinya berhenti karena berpapasan dengan kendaraan lain. Maklum, meski sudah rusak parah, jalan tersebut dilalui dua jalur sekaligus. Belum lagi sebelah kiri jalan berbatasan langsung dengan jurang yang cukup curam. Pantas saja, ketika kendaraan berpapasan dengan truk-truk pengangkut hasil alam daerah tersebut suasana deg-degan makin meningkat. 


Melihat hal ini, Ketua komisi B DPRD Jatim, Renville Antonio yang membidangi ekonomi wisata di Jatim, mendesak agar pemerintah provinsi Jatim, pemerintah pusat serta pemerintah kabupaten Bondowoso untuk serius mencari jalan keluar. Sebab selama ini sepertinya tidak ada sinkronisasi pengelolaan kawasan wisata Ijen yang cukup terkenal baik bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. “Terutama di sisi infrastruktur jalan akses menuju lokasi wisata yang kurang memadai, saya dengar sudah mulai dibahas oleh Pemkab tapi belum maksimal karena dananya terbatas,” jelas Renvinlle.


Bisa jadi, ini karena Bondowoso merupakan salah satu daerah yang memiliki Indeks Pertumbuhan Manusia yang sangat rendah. Begitu pula pendapatan asli daerah yang juga masih suram. Yakni hanya sekitar Rp 35 miliar per tahun dengan kekuatan APBD Rp 335 miliar pada tahun 2011. “Kalau dibebankan hanya kepada Bondowoso saja, jelas tidak mampu,” kata Renville yang sudah beberapa kali melihat langsung kondisi pariwisata di Bondowoso.


Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata Jawa Timur, Agus Supeno mengatakan, ada banyak kendala yang menghadang pengembangan wisata di Kawasan Ijen. Di antaranya adalah masalah pendanaan pembangunan jalan akses serta keterikatan kawasan Ijen dengan pihak Perhutani. “Ada banyak usulan, tapi belum sinkron dengan Perhutani, jadi ini perlu dilakukan penyelesaian tepat dari para pengambil keputusan di tingkat propinsi maupun pemerintah pusat,” kata Agus.


Beberapa ide yang sempat ditampung Dinas Pariwisata Jatim adalah adanya sarana transportasi khusus bagi pengujung dari kaki gunung mendekati kawah ijen. Sehingga untuk sampai ke kawah ijen dari pintu masuk Perhutani tidak lagi menempuh jalan kaki sepanjang kurang lebih 3 hingga 4 kilometer dengan kondisi jalan yang menanjak. “Menurut Perhutani, jalan tanjakan yang sangat alami itu tidak boleh dibangun dengan alasan turis asing sangat menyukainya, tapi dampaknya wisatawan lokal sedikit sekali yang datang jika melihat medan yang cukup berat tersebut,” papar Agus. Selain itu, perlu juga sarana wisata pendukung seperti outbond agar lebih menarik lagi. “Nah, hal-hal tersebut akan kami cari pemecahanya bersama, supaya tahun depan kawasan wisata Ijen ini menjadi jujugan wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri,” tambah Agus.(Surabayapagi.com)

Jumat, 16 Desember 2011

Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di Bondowoso berjalan sesuai skenario. Evaluasi tiap 5 tahun dan dimensinya panjang (15th) Mudah-mudahan ada sinergitas dengan semua unsur terkait dan masyarakat Bondowoso.

Jalan Tembus Banyuwangi-Bondowoso???


Desak Jalan Tembus Bondowoso-Banyuwangi

BONDOWOSO – Anggota DPRD Jawa Timur asal daerah pemilihan Jatim III (Jember Lumajang) mendesak percepatan pembangunan jalan tembus Bondowoso menuju Banyuwangi melewati kawasan pegunungan Ijen. Ini ditujukan untuk mengangkat potensi ekonomi di kawasan Tapal Kuda (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo-Lumajang-Jember-Probolinggo-Pasuruan).

Sugihono, anggota DPRD dari dapil III yang juga kelahiran Bondowoso meminta agar pemerintah kabupaten Bondowoso, Pemkab Banyuwangi bersama Pemprov Jatim untuk melakukan sinergi pengembangan kawasan perekonomian di daerah tersebut. Pasalnya, jalur Bondowoso menuju Banyuwangi melewati kecamatan Sempol Situbondo cukup strategis. “Di daerah Bondowoso hingga Banyuwangi jika melewati jalur ijen potensi sumber daya alam pertaniannya sangat luar biasa, disana ada kawasan Agro yang cukup besar,” kata Sugihono, saat ditemui di rumah kelahirannya di pusat Kota Bondowoso, akhir pekan kemarin.

Lanjut politisi PDI Perjuangan ini, ada banyak hasil bumi di kawasan tersebut yang bisa dioptimalkan sebagai pertumbuhan ekonomi di Bondowoso. Sebab, seperti diketahui, kawasan Bondowoso ini merupakan penghasil tanaman Kubis, Kentang dan tentunya Kopi jenis Arabica yang sudah sangat terkenal itu. Jika perkebunan kopi sudah dikelola oleh PTPN XII dan PTPN XIII. Sedangkan untuk hasil bumi lainnya masih dikelola seara terbatas oleh masyarakat setempat. “Selama ini mereka terkendala alat angkut yang mahal, untuk menjual hasil pertanian. Ini disebabkan oleh jalan yang rusak dan terlalu jauh menuju kota,” kata Sugihono. “Belum lagi rencana eksplorasi panas bumi (geothermal) di kawasan tersebut, jadi potensi di dalam sana banyak tapi tidak didukung infrastrktur yang memadai,” tambah anggota komisi C DPRD Jatim ini.

Nah, bila jalan menuju kawasan pertanian tersebut diperbaiki, tentu perekonomian masyarakat Bondowoso akan terangkat. PAD juga bisa tinggi. Masyarakat juga bisa merasakan hasil alam yang kaya raya ini, itu tujuan DPRD Jatim mendesak agar infrastruktur di kawasan tersebut bisa dibangun dengan baik. “Jika jalan tembus itu sudah ada, maka petani bisa menjual hasil pertaniannya tak hanya ke Surabaya, tapi juga ke Banyuwangi bahkan ke Bali,” ujarnya. Rko

Selasa, 28 Juni 2011

Pemburu liar

Perburuan satwa liar di kawasan hutan sepanjang perjalanan Sumberwringin - Sempol kembali marak. Setiap hari ratusan burung aneka jenis di buru oleh para pendatang dari kota dan masyarakat lokal. Mohon kepedulian semua pihak untuk menyelamatkan ekosistem di wilayah kita. Akan lebih baik kalau diberlakukan pelarangan berburu untuk semua jenis satwa kecuali jenis tertentu dengan ijin yang sangat ketat.

Senin, 20 Juni 2011

Hubungan Ekspor Kopi dengan BI



 
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Rochadi, turut hadir dalam acara ekspor perdana Java Coffee Bondowoso, di Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (10/6/2011).


BONDOWOSO, KOMPAS.com — Bank Indonesia tidak cukup hanya mengatur sisi permintaan produk dalam mengendalikan inflasi. Oleh sebab itu, sisi penawaran juga suatu hal yang sangat penting.
Hal tersebut dikemukakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Rochadi dalam acara peluncuran ekspor perdana Java Coffee Bondowoso di Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (10/6/2011).
"Ini kerjanya apa Bank Indonesia, kok ada di sini, kok ngurusin kopi. Bank Indonesia kan ngurusin duit," ungkap Budi.
Menurut dia, kegiatan ini sebenarnya masuk dalam tugas BI, sebagai bagian dalam menjaga kestabilan rupiah. Di mana, dalam menjaga kestabilan itu ada dua bagian, yaitu nilai dalam negeri dan nilai luar negeri. "Nilai dalam negeri itu berhubungan dengan harga yang sehari-hari, atau inflasi. Nilai luar negeri itu adalah berhubungan dengan ekspor impor," tuturnya.
Lalu, dalam mengatur ekspor impor tersebut, ia menyatakan tidak bisa hanya mengatur sisi permintaan. "Kita selama ini mengatur permintaannya. Ini tidak cukup ternyata di dalam mengendalikan inflasi, tidak cukup hanya bicara mengenai permintaan," ungkapnya.
Terkait ini, ia menyebutkan ekspor-impor sekarang menjadi masalah. Tahun ini, ekspor akan berkembang ke arah yang negatif. Atau, impor nantinya dapat lebih besar daripada ekspor.
Oleh sebab itu, ia menyambut baik ekspor perdana kopi asli Bondowoso ini, sebagai upaya untuk memperkuat sisi penawaran tersebut. "Jadi, Bank Indonesia tidak memberikan uang seperti pada masa lalu. Akan tetapi, kita menjadi provokator. (Maksudnya) kita kumpulkan semua stakeholder di perkopian ini sebagaimana kita memajukan perkopian," ucapnya.
Untuk ini, BI pun telah membentuk kluster-kluster untuk melakukan pengaturan,  dari produksi sampai ke pemasaran. Salah satunya yaitu kluster kopi bondowoso, yang masih akan terus dikembangkan. Dengan melibatkan instansi-instansi terkait, seperti Bank Jawa Timur, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, dan Pemerintah Daerah Bondowoso.
Untuk diketahui, ekspor perdana kopi bondowoso ini berasal dari kumpulan kopi lima kelompok tani di Kecamatan Sumberwringin. Rencananya, ekspor ini akan dilakukan secara bertahap karena ada kendala petani tidak memiliki gudang.
Ekspor pun akan dilakukan melalui eksportir, yaitu PT Indokom Citra Persada. Di mana ekspor perdana kopi, yang memiliki rasa rempah dan keasaman yang pas, baru akan mencapai 18 ton, yang akan diekspor sekitar bulan November 2011.

There must name the Java Coffee Bondowoso

KOMPAS.com - Even Bondowoso coffee plantation production has been exported with Bondowoso Coffee Java coffee brand, branding the patent will still be done.
 
"For branding. Because we're going to branding, this needs to very carefully. I would propose should not be separated from the Java name," said researcher Coffee and Cocoa Research Centre Indonesia, Surip Mawardi, at the inaugural launch of the Java Coffee Bondowoso exports, which attended by the Deputy Governor of Bank Indonesia, Budi Rochadi, in Bondowoso, East Java, on Friday (10/06/2011).

 
"One of them, the brand of coffee can be attached with the name of the mountains in the area of ​​coffee planted as Blue Mountain Coffee," said Budi.

 
The launch of the prime export types Bondowoso arabica coffee, it will be realized in November. Exports are still made in limited quantities, which is only one container, or about 18 tons, which is produced by the five farmers' groups.

 
One of the barriers of limited exports that is because farmers do not have a warehouse.
According to Budi, exporting one container is one which is nice. The most important is the strengthening of solidarity among farmers. "When is our strong hope for farmers, we give a kind of education in this small modern business approach," he said.
In addition, Budi expects farmers could build a warehouse.

Rabu, 15 Juni 2011

KONTES CITA RASA KOPI INDONESIA


Rabu, 15 Juni 2011 telah dilaksanakan kontes cita rasa dan penilaian kualitas kopi Indonesia di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Kaliwening Jember.Kontes ini dihadiri oleh perwakilan dari Mentri Pertanian, pengusaha/buyers dan kontestan dari seluruh Indonesia. Hasil Penilaian memunculkan tiga produk kopi terbaik di Indonesia. Kopi terbaik pertama : Sulawesi , Kedua : Bengkulu, Ketiga : Kopi Bondowoso.(Kopi Rakyat jenis Arabika)

Sabtu, 11 Juni 2011

EKSPORT PERDANA KOPI ARABICA

Ekspor Perdana Kopi Rakyat Jenis Arabika

kopi_01
Bupati Bondowoso secara resmi memberangkatkan Ekspor Perdana Kopi Rakyat Jenis Arabika di depan Pendopo Kabupaten Bondowoso, Jum’at Pagi (10/06/2011).
Dalam sambutannya Bupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni menyampaikan Selamat dan Sukses kepada Kelompok Tani : Usaha Tani II, Usaha Tani III, Usaha Tani V, Tani Maju dan Sumber Karya yang telah berhasil memproduksi Kopi Arabika bermutu ekspor.”tegasnya.
kopi_06Kopi merupakan komoditi perkebunan yang mempunyai peran dan potensi strategis di Kabupaten Bondowoso,oleh sebab itu masyarakat Bondowoso patut bangga dan bersyukur karena berdasarkan sejarah perkopian di Indonesia terungkap bahwa java coffee yang cita rasanya sangat dikenal di Pasar Internasional konon berasal dari Bondowoso, hal ini membuktikan bahwa Kopi Arabika asal Bondowoso mendapat pengakuan luas karena mempunyai karakter cita rasa yang spesifik dan kita sebagai masyarakat Bondowoso jangan pernah ragu untuk memposisikan Kopi sebagai komoditi prioritas dalam pembangunan Ekonomi Kabupaten Bondowoso.”ujar Bupati Bondowoso.
Untuk meningkatkan pendapatan Petani Kopi dan Pendapatan Negara upaya yang ditempuh adalah melalui peningkatan produktivitas dan mutu hasil yang berorientasi pada ekspor, maka telah dijalin kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Bondowoso dengan Bank Indonesia, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Bank Jatim, Perum Perhutani, dan PT. Indokom Citra Persada. melalui dukungan anggaran yang berasal dari APBN Kementerian Pertanian untuk Pembangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Kopi, Bank Indonesia Jember, APBD Provinsi Jawa Timur, APBD Kabupaten Bondowoso dan kredit Bank Jatim maka pada tahap awal telah direalisasi kegiatan pembinaan pengembangan mutu Kopi Arabika.”tambahnya

Ekspor Perdana ini bukanlah akhir dari pembinaan pengembangan Agribisnis Kopi Rakyat, kita akan melanjutkan tahapan yang lebih krusial dan lebih sulit tetapi mulia. Bupati Bondowoso berharap kepada Kelompok Tani dan Tim Pembina untuk bekerja lebih giat lagi melalui dukungan semangat dan kreatifitas yang tinggi ini. Untuk mewujudkannya, ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti :
  1. Pembinaan kopi rakyat dengan model klaster sebagaimana yang diinisiasi dan difasilitasi bank indonesia jember perlu dilanjutkan dan diperluas cakupan kegiatan dan lokasinya sehingga dapat menjadi kawasan usaha yang terpadu, produktif, menguntungkan, ramah lingkungan dan berkelanjutan; 
  2. Kopi di kawasan hutan kiranya perlu disempurnakan pola pengelolaanya sehingga mampu menghasilkan kopi bermutu tinggi untuk ekspor dan tetap menjaga konservasi fungsi hutan;
  3. Pembinaan petani kopi diarahkan agar pola petik racutan diubah menjadi pola petik buah merah;
  4. Demikian juga pengolahan hasilnya agar diubah secara bertahap menjadi pola pengolahan basah sehingga secara bertahap pula petani dapat meninggalkan penjualan kopi glondong dan pengolahan secara kering yang terbukti kurang menguntungkan; 
  5. Pengadaan unit pengolahan hasil untuk percepatan mewujudkan pengolahan kopi secara basah perlu diusahakan dari berbagai sumber dana; 
  6. Disamping itu perlu dilanjutkan pembinaan aspek budidaya tanaman dan penataan sebaran kopi arabika dan robusta berdasarkan kesesuaian tinggi tempat lahan potensial;
kopi_05

Pada kesempatan ini pula Bupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni memberi nama Kopi Arabika ini dengan JAVA COFFEE BONDOWOSO atau disingkat dengan JACOBOND.”pungkasnya. (tim)

kopi_akopi_b

http://www.bondowosokab.go.id

Jumat, 10 Juni 2011

Panen Raya Kopi 2011


Aktivitas petik kopi

Kopi Robusta hasil panen
Panen raya Kopi di wilayah Kecamatan Sumberwringin Bondowoso sudah dimulai sejak beberapa pekan yang lalu. Harga kopi robusta glondong/ basah bertengger di atas Rp. 4000. Level harga ini masih lebih baik dibanding dengan tahun lalu yang ada pada kisaran Rp. 3000 - 3500. Membaiknya harga tahun ini dipicu oleh meningkatnya permintaan dan tidak meratanya hasil produksi kopi. Masyarakat berharap ada pembinaan berkesimambungan tentang penanganan saat maupun pasca panen, intervensi tata niaga dan hal lain yang mendukung kepada peningkatan kapasitas produksi dan harga. Jum'at, 10 Juni 2011 Masyarakat Sumberwringin boleh bangga, karena pada hari ini telah dilakukan eksport perdana kopi rakyat yang dikolela oleh para kelompk tani dibawah bimbingan Pusat Penelitian Kopi dan kakao Jember dan bantuan pendanaan dari beberapa lembaga perbankan nasional. Mudah- mudahan dapat dijaga dan ditingkatkan kontinuitasnya demi kesejahteraan masyarakat.....






Minggu, 17 April 2011

GRATIS UNTUK RAWAT INAP KLAS III...?

Menkes: Semua Pasien Rawat Kelas III akan Dijamin Pemerintah


Bila selama ini untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, petugas RS harus menanyakan apakah pasien memiliki kartu miskin atau Jamkesmas, maka sebentar lagi petugas RS tak perlu lagi menanyakan hal tersebut, karena semua pasien rawat kelas III akan dijamin oleh pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan, dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH Dr. PH dalam sambutan acara Peringatan Ulang Tahun ke-50 RSUP Fatmawati, Jakarta, Jumat (15/4/2011).

Menurut Menkes, dalam pelaksanaan Jaminan Sosial Kesehatan Nasional, seluruh rumah sakit baik swasta maupun pemerintah harus menyiapkan fasilitas Rawat Inap Kelas III secara proporsional.

Untuk rumah sakit pemerintah, minimal 25 persen dan rumah sakit swasta minimal 10 persen dari jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada disediakan untuk pelayanan kelas III.

"Petugas rumah sakit tidak perlu lagi menanyakan apakah pasien miskin atau tidak dan meminta kartu Jamkesmas karena semua pasien yang masuk perawatan di kelas III akan dijamin oleh pemerintah," jelas Menkes.

Namun menurut Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes, dr Supriyantoro, Sp.P,MARS, kebijakan tersebut belum bisa berlaku untuk semua rumah sakit.

"Karena anggarannya besar, itu belum bisa berlaku untuk semua rumah sakit. Yang baru bisa adalah Jampersal (Jaminan Persalinan), kalau untuk penyakit yang lain baru di daerah diperbatasan," jelas dr Supriyantoro.

Menurut dr Supriyantoro, dengan adanya dana yang dipersiapkan untuk penambahan pelayanan kelas III di seluruh rumah sakit Indonesia, ada sekitar 600 hingga 700 rumah sakit pemerintah dan pemda yang sudah mengajukan penambahan tempat tidur.

Selain itu, dr Supriyantoro juga menjelaskan bahwa pelayanan kelas III ini tidak bisa diterapkan 100 persen pada semua rumah sakit.

"Menkes kan tadi menyampaikan, untuk RS pemerintah minimal 25 persen dan RS swasta minimal 10 persen (untuk pelayanan kelas III). Kalau nanti semua pasien kelas III sudah ditanggung oleh pemerintah, maka ini akan jadi beban kalau 100 persen dijadikan kelas III," lanjut dr Supriyantoro.

Untuk di RSUP Fatmawati sendiri, dr Andi Wahyuningsih Attas, Sp.An, Direktur Utama RSUP Fatmawati mengatakan bahwa RSUP Fatmawati telah menambahkan pelayanan kelas III, yang awalnya 51 persen menjadi 63 persen dari keseluruhan tempat tidur yang ada.

"Kami menambahkan kapasitas tempat tidur yaitu dari 624 tempat tidur menjadi 750 tempat tidur," jelas dr Andi.(Vivanews Forum)

Senin, 11 April 2011

Penyuluhan Kesehatan Gigi Masyarakat

Kesehatan gigi sejauh ini memang cenderung disepelekan oleh sebagian besar masyarakat. Tidak banyak yang diketahui oleh masyarakat terkait dengan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan Kesehatan Gigi Masyarakat di Kecamatan Sumberwringin oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember menjadi ajang tanya jawab dan interaksi yang positif bagi masyarakat Sumberwringin tentang semua hal seputar Kesehatan Gigi dan Mulut.

Jumat, 01 April 2011

GERAKAN JUM'AT BERSIH



Jum'at, 1 April 2011, Ketua TP PKK Kabupaten Bondowoso bersama jajaran pengurus menghadiri dan memantau aktifitas Jum'at bersih di Desa Sumbergading Kec. Sumberwringin. Pada momen tersebut Ibu Bupati Bondowoso (Ket. TP.PKK Kab)  juga menyerahkan bantuan berupa beras dan dana bagi 10 masyarakat miskin di sekitar Balai Desa Sumbergading. Sebuah bentuk kepedulian yang sangat menyentuh....Terimakasih Ibu.

Selasa, 29 Maret 2011

PENYULUHAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM


Selasa, 29 Maret 2011, Acara Kegiatan Penyuluhan Penangulangan Bencana Alam di Daerah Rawan Bencana termasuk Kecamatan Sumberwringin. Dihadiri unsur dari Polres Bondowoso,Kodim dan Bekesbang Linmas...

Senin, 28 Maret 2011

PENILAIAN KALPATARU

Tim Penilai Propinsi

Bambang Sriono melakukan Presentasi
Senin, 28 Maret 2011 Tim Penilai Anugerah Pengabdi lingkungan/ "Kalpataru" Propinsi Jawa Timur berkunjung ke Kecamatan Sumberwringin untuk melihat dan menilai secara langsung profil pengabdi lingkungan di Kecamatan Sumberwringin.

Kamis, 24 Maret 2011

Agropolitan di Kecamatan Sumber Wringin


bup_uploadBupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni beserta Wakil Bupati, H. A. Haris Son Haji, ST , MM, terus semangat untuk menyelesaikan kunjungan kerjanya (kunker)  tahun 2011 yang ke-22 di Kecamatan Sumberwringin (23/03/11).
Pada kunjungan kerja kali ini, dalam awal pemaparannya Bupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni menyampaikan bahwa “APBD tahun 2011 telah ditetapkan lebih awal daripada tahun sebelumnya. Ini merupakan berkat kerjasama yang baik dan kerja keras antara jajaran eksekutif dan legislatif. Sehingga Kabupaten Bondowoso tercatat sebagai kabupaten yang pertama se Jawa Timur yang menyelesaikan APBD tahun 2011”, paparnya. Bupati Bondowoso berharap agar setiap Kecamatan dapat mendorong kesinambungan kinerja Kecamatan untuk melayani masyarakat dengan baik, hal ini dilakukan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik di seluruh wilayah Kabupaten Bondowoso, ungkapnya.
upload2
Menurutnya, pelaksanaan APBD 2011 kabupaten Bondowoso mengacu pada RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) yaitu mewujudkan Bondowoso sebagai kawasan yang maju, Religius, Adil dan makmur. Ditambahkan, pendapatan perkapita masyarakat Bondowoso menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun yang disebabkan tumbuhnya perekonomian di sektor pertanian, jasa - jasa dan industri pengolahan. Disamping itu, tambahnya, peringkat indeks pembangunan manusia (IPM) Bondowoso se Jatim juga mengalami peningkatan dari ranking 37 menjadi 36 tahun 2010 ini, imbuhnya. “Hal ini perlu disyukuri dan semoga pada tahun mendatang mengalami peningkatan yang signifikan!” tegasnya.
Bupati Amin Said Husni juga menjelaskan tentang kebijakan umum APBD Kabupaten Bondowoso untuk tahun 2011. Dijelaskan bahwa Pemerintah kabupaten pada tahun 2011 mengupayakan peningkatan pendapatan daerah berdasarkan sumber pendapatan yang berasal dari penerimaan PAD, dana perimbangan, dan pendapatan yang sah lainnya.
“Mengingat keterbatasan kemampuan APBD, maka pemerintah berupaya meningkatkan dana perimbangan dan bantuan dari Pusat maupun Provinsi untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Bondowoso”, ujarnya. Nantinya dana program atau kegiatan yang merupakan bantuan dari Pusat dan Provinsi dapat dilaksanakan dengan baik oleh SKPD maupun masyarakat, sehingga dapat tepat sasaran dan berkualitas, tambah Bupati.
Bupati Amin Said Husni juga menjelaskan tentang kebijakan umum APBD Kabupaten Bondowoso untuk tahun 2011. Dijelaskan bahwa Pemerintah kabupaten pada tahun 2011 mengupayakan peningkatan pendapatan daerah berdasarkan sumber pendapatan yang berasal dari penerimaan PAD, dana perimbangan, dan pendapatan yang sah lainnya. “Mengingat keterbatasan kemampuan APBD, maka pemerintah berupaya meningkatkan dana perimbangan dan bantuan dari Pusat maupun Provinsi untuk mendorong pembangunan di Kabupaten Bondowoso”, ujarnya. Nantinya dana program atau kegiatan yang merupakan bantuan dari Pusat dan Provinsi dapat dilaksanakan dengan baik oleh SKPD maupun masyarakat, sehingga dapat tepat sasaran dan berkualitas, tambah Bupati. “Prioritas utama pembangunan pemerintah kabupaten bondowoso tahun 2011 adalah pertama, peningkatan pertumbuhan perekonomian.
Didalamnya peningkatan produksi pertanian dan perkebunan, peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, dan menjaga kestabilan fungsi jaringan irigasi. Kedua, peningkatan pelayanan pendidikan melalui program tuntas wajar 9 tahun dan peningkatan mutu pendidikan menengah. Ketiga, peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan masyarakat miskin, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, dan peningkatan keselamatan ibu melahirkan. Keempat, penanggulangan kemiskinan akan direncanakan program penanganan masyarakat miskin dan hampir miskin dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. “Peningkatan pembangunan infrastruktur pedesaan, peningkatan pembangunan prasarana perhubungan, peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dan penanganan konservasi lahan kritis.”jelas Bupati Bondowoso. (bondowosokab.go.id)

Rabu, 16 Maret 2011

MUSRENBANG KABUPATEN BONDOWOSO 2011

Merumuskan Perencanaan Pembangunan Melalui Musrenbang 2011


Musrenbang1
Bupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni
Pemerintah Kabupaten Bondowoso menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan  (Musrenbang) 2011 di Pendopo kabupaten Bondowoso, Rabu (16/03/11). Dalam sambutannya, Kepala Bappeda Bondowoso Ir. Misnadi menjelaskan bahwa Musrenbang tersebut merupakan musyawarah stakeholder Kabupaten untuk mematangkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bondowoso 2011 dan untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan, dengan harapan nantinya dapat menghasilkan kesepakatan tentang rumusan yang akan dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun anggaran 2012. "Musyawarah ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan rancangan awal rencana kerja pemerintah daerah tahun 2012 yang memuat prioritas pembangunan daerah, pagu indikatif pendanaan berdasarkan fungsi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) , rancangan alokasi Dana Desa, termasuk dalam pemutakhiran ini adalah informasi mengenai kegiatan yang pendanaannya berasal dari APBD Propinsi, APBN dan sumber pendanaan lainnya"urai Misnadi.
musrenbang 4Kepala Bappeda  Bondowoso Ir. Misnadi
Sementara itu Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Bakorwil III Malang, Peni Kusdarmi, SH, M.Si, menjelaskan bahwa Musrenbang ini merupakan salah satu sarana dalam rangka melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan dengan seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten bondowoso sehingga dapat menyusun RKPD yang berkualitas. Musrenbang ini juga merupakan langkah teknokratis, partisipasif dan politis untuk menghasilkan kesepakatan dalam rangka penyusunan RKPD Kabupaten Bondowoso dalam rangka sinkronisasi pembangunan pemerintah Provinsi, Pusat dan Kabupaten / Kota.

 musrenbang 3
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Bakorwil III Malang, Peni Kusdarmi,  SH, M.Si

Dalam Musrenbang ini, Bupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan ajang musyawarah atau  “beg-rembeg bendebesah” (rembuk Bondowoso-red) yang dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya .untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat , baik dalam aspek pendapatan, kesempaten kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing maupun peningkatan IPM.
Menurut Bupati, potensi yang dapat dioptimalkan meliputi sektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, perkebunan, kehutanan, perdagangan dan jasa keuangan, industry pengolahan dan pariwisata. “Untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah dapat dilakukan dengan memadukan kekuatan industry, pertanian dan jasa-jasa” imbuhnya. “PDRB dan pendapatan perkapita kabupaten Bondowoso tahun 2008 – 2010 menunjukkan trend yang meningkat” tegasnya.
Musrenbang kali ini bertema “Peningkatan  Pertumbuhan  Ekonomi dan  Penanganan Kemiskinan”, untuk itu diperlukan kebijakan dan strategi yang baik untuk mewujudkannya. Dalam rangka menumbuhkan perekonomian diperlukan kebijakan pembangunan sector pertanian, pengembangan UKM, Perluasan lapangan kerja dan pembangunan insfrastruktur sarana dan prasana wilayah. Langkah strategis yang diprioritaskan diantaranya adalah kemudahan layanan perijinan, pengembangan argopolitan, perluasan botanic, manarik investasi, pengembangan infrastruktur dan pembinaan industry kecil.
Musrenbang2 
Jajaran Muspida Kabupaten Bondowoso
  
Untuk menangani kemiskinan diperlukan kebijakan dalam hal pemberdayaan masyarakat, pembangunan kualitas dan cakupan pendidikan, peningkatan derajat kesehatan, peningkatan peran perempuan dalam pembangunan daerah, pemabangunan insfrastruktur sarana dan prasarana wilayah. Sehingga strategi yang akan dipakai adalah mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil, pembukaan daerah yang terisolir, pemberian beasiswa siswa miskin dan pemberdayaan masyarakat.
"Strategi kewilayahan difokuskan untuk pembangunan pada kawasan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah perkotaan Bondowoso, perkotaan Tamanan, dan Agropolitan"pungkas Bupati Bondowoso. (www.bondowosokab.go.id)

Selasa, 08 Februari 2011

PORSI TERBESAR ANGGARAN UNTUK PENDIDIKAN

PORSI BESAR APBD 2011 UNTUK ANGGARAN BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN BONDOWOSO

SP_Kota
Kepala Dinas Pendidikan Dra.Hj. Endang Hardiyanti, Ketua DPRD H. Ahmad Dafir, Bupati Bondowoso Drs. H. Amin Said Husni

Untuk Mewujudkan pemahaman dalam menata Reformasi Birokrasi Pendidikan dan Pemantapan adanya Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan serta Keterjaminan Layanan Pendidikan di Kabupaten Bondowoso, Dinas Pendidikan menggelar sosialisasi kebijakan pembangunan pendidikan dalam bentuk Safari Pendidikan di SMK Negeri 1 Bondowoso, Senin pagi (7/2/2011). Kegiatan yang dihadiri oleh Bupati Bondowoso Drs. H. Amin said Husni dan Ketua DPRD H. Ahmad Dafir tersebut juga dalam rangka untuk Menjaga/mempertahankan keberlanjutan keberhasilan Pembangunan Pendidikan di Kabupaten Bondowoso. “Kegiatan ini juga untuk mensinergikan semua Sumber Daya Pendidikan     dalam mengatasi berbagai kendala dan permasalahan pendidikan untuk perbaikan selanjutnya!” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bondowoso  Dra.Hj. Endang Hardiyanti.

Dijelaskan pula, bahwa penyediaan layanan akses pendidikan di Kabupaten Bondowoso selama tahun 2010 makin berkembang (lihat table) :


NO
LEMBAGA
JUMLAH
JUMLAH
JML GURU 
N 
S 
L 
P 
1 
PAUD NF 
- 
806 
806 
10.641 
16.185 
26.826 
2.064 
2 
TK 
8 
347 
355 
7273 
7.185 
14.458 
931 
3 
SD 
490 
15 
505 
36.425 
34.672 
71.097 
4.548 
4 
SMP 
45 
44 
89 
11.281 
9.381 
20.662 
791 
5 
SMA 
10 
9 
19 
2.819 
2.698 
5.517 
449
6 
SMK 
16 
15 
31 
3.436 
2.952 
6.388 
520
JUMLAH 
569 
1236 
1805 
71.875 
73.073 
144.948 
9.303
Sebagai wujud komitmen pemerintah kabupaten Bondowoso terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) maka alokasi anggaran untuk sektor pendidikan mendapat porsi yang lebih besar dibanding bidang lainnya. “Total anggaran untuk sektor pendidikan di kab. Bondowoso sebesar  Rp. 372.718.045.150  atau 49,96% dari APBD Kab. Bondowoso” jelas Kadispendik.
bpt_diknas
Bupati Bondowoso Drs.H. Amin Said Husni

Sementara itu Bupati Bondowoso Drs, H. Amin Said Husni menjelaskan Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010--2014 dirumuskan berdasarkan  pada  RPJMD  2009--2013  dan  evaluasi  capaian  pembangunan  pendidikan  sampai  tahun  2009  serta  komitmen  pemerintah  untuk peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.
Menurutnya, Visi pembangunan kabupaten Bondowoso untuk Mewujudkan Masyarakat Bondowoso Yang Beriman Berdaya Dan Bermartabat, tidak bisa dilakukan sendiri namun harus dilakukan bersama masyarakat. Untuk Pembangunan pendidikan di Bondowoso, Pemkab butuh sinergi bersama dengan memanfaatkan potensi yang ada. Selain itu dukungan keterlibatan semua pihak, Pemerintah, Masyarakat dan Swasta merupakan hal pokok untuk tersedianya layanan pendidikan yang maksimal di Bondowoso.

”Dalam rangka percepatan pencapaian pembangunan  pendidikan di Kabupaten Bondowoso diperlukan instrumen yang dapat mensinergikan potensi-potensi yang ada, untuk maksud tersebut  telah dilakukan penyusunan masterplan Pendidikan, yang merupakan kerangka induk Pendidikan dengan muatan utama: memuat keputusan atau merumuskan  kebijakan untuk waktu yang akan datang, memuat visi dan misi, penetapan tujuan organisasi, penetapan strategi dan kebijakan pencapaian serta pengembangan detail rencana pendidikan !” tegas Bupati Bondowoso.  Pada Safari Pendidikan kali ini Bupati Bondowoso memaparkan  Porsi  belanja langsung  &  tidak langsung  pada APBD 2011. Dijelaskan, alokasi anggaran dalam APBD 2011 banyak diserap sektor pendidikan  yakni  sebesar 45,63 %.

APBDPorsi Belanja Langsung  &  Tidak Langsung  Pada APBD 2011

Memperhatikan porsi anggaran yang begitu besar untuk sektor pendidikan, Bupati Bondowoso meminta agar para guru  memahami betul tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik, agar anggaran tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. “Bukan hanya pembangunan fisik namun pembangunan mental juga sangat  dibutuhkan untuk membentuk karakter murid-murid yang jumlahnya demikian besar di Bondowoso” tegas Bupati. Untuk itu Bupati meminta agar pada guru atau pendidik  menjadi tauldan bagi siswanya.

Safari pendidikan kali ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kab. Bondowoso H.A.Dafir, Kepala Bapedda, Kepala Inspektorat, serta kepala Dinas Instansi/bagian dan muspika di empat kecamatan (Bondowoso,  Tegalampel, Taman Krocok, Tenggarang). (tim)



SP_Kota7
Kegiatan sosialisasi kali ini dihadiri oleh Ketua Bappeda, Kepala Inspektorat, Kepala SKPD dan Bagian dilingkup pemerintah Kabupaten Bondowoso serta  tenaga  pendidik diwilayah kecamatan Bondowoso, Tenggarang, Tegalampel dan Taman Krocok.  

Cari Blog Ini

agropolitan

Komoditi Unggulan : Kopi Robusta, kopi arabica, Holtikultura/ Sayur( cabe besar/kecil, tomat dll), Buah : Alpukat, Durian....