Menilik
kondisi kehidupan masyarakat desa pada umumnya tidak terlepas dari masalah
ekonomi rendah dan minimnya pendidikan. Di Indonesia, angka kemiskinan masih cukup
tinggi dan didampingi oleh tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. Terlebih
di daerah pedalaman, pendidikan masih menjadi prioritas kesekian bagi
masyarakatnya. Tak heran jika kemiskinan masih menjadi ciri umum masyarakat
desa.
Berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk terus meminimalisir angka kemiskinan, salah
satunya ialah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
melalui pendidikan baik formal maupun non formal.Dewasa ini, pendidikan formal
sudah mulai menjangkau daerah pelosok baik berupa lembaga pendidikan negeri
maupun swasta. Dari sisi pendidikan non formal, telah mulai bermunculan pula
lembaga-lembaga pendidikan non formal yang dibebantugaskan kepada tenaga pendidikan
luar sekolah (PLS). UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa fungsi Pendidikan Non Formal (PNF) adalah sebagai
pengganti, penambah dan/atau pelengkap Pendidikan Formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Membahas tentang
pendidikan non formal, Desa Tegaljati yang merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamatan Sumberwringin-Bondowoso memiliki sebuah lembaga pendidikan non
formal yang bernamaPusat Kegiatan Belajar Masyarakat(PKBM) Jati Mas.Lembaga yang
didirikan pada 1 Maret 2003 ini terletak di Dusun Bata Tengah Desa Tegaljati
dan diketuai oleh Bapak Sugiyanto.
Lembaga PKBM Jati Mas Desa Tegaljati
Berbagai program pendidikan dan pelatihan telah
berhasil dilaksanakan oleh PKBM Jati Mas dalam rangka mencapai tujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan cara melayani kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Program-program
tersebut diantaranya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Keaksaraan
Fungsional (KF), Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A Setara SD, Paket B Setara SMP
dan Paket C Setara SMA. Selain itu ada juga program yang berupa pelatihan
keterampilan masyarakat yaitu budidaya jamur tiram, pembuatan pupuk organik
berbasis kulit kopi, tata rias kecantikan rambut, menjahit dan membatik.
Pelatihan Keterampilan di PKBM Jati Mas
Program
pelatihan keterampilan yang merupakan inisiatif dari pengurus PKBM memiliki
tujuan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi sehingga dapat
memberi penghasilan untuk terus menjaga keberlangsungan lembaga.Sebagaimana
yang dikatakan oleh Bapak Sugiyanto selaku ketua PKBM bahwa lembaga tersebut
berdiri atas dasar swadaya. Selain niat
mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kemandirian tanpa bergantung pada
pemerintah juga merupakan tekad kuat yang dimiliki oleh PKBM Jati Mas.
Seiring waktu
berjalan, tekad yang besar untuk tidak bergantung pada pemerintah membuahkan
hasil yang luar biasa. Pelatihanketerampilan membatik yang dimulai pada Oktober
2015 mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pemerintah. Lagi-lagi, PKBM
Jati Mas mampu menunjukkan kemandiriannya yaitu bahwa pelatihan membatik
tersebut dirintis berdasarkan swadaya pengurus dan pengelola. Peserta pelatihan
membatik yang berhasil dirangkul oleh PKBM Jati Mas awalnya sebanyak 20 orang
dan terus bertambah menjadi 50 orang.
Kegiatan Membatik
Belum
sampai setahun berjalan, program pelatihan membatik di PKBM Jati Mas telah
mampu menghasilkan produk dengan omzet + 100 potong kain batik
per bulan. Batik dengan brand Jati
Mas yang merupakan ‘buah’ dari program pelatihan PKBM Jati Mas tersebut telah
memiliki banyak pelanggan baik dari dalam maupun luar Kabupaten Bondowoso. Konsumen
batik berasal dari individu dan lembaga-lembaga baik pemerintah maupun swasta.
Pesatnya
perkembangan usaha batik Jati Mas berhasil ‘mencuri’ perhatian pemerintah Desa
Tegaljati. Hal tersebut terlihat dari bantuan yang diberikan oleh Kepala Desa
Tegaljati melalui Dana Desa (DD)untuk pengembangan usaha batik Jati Mas. Berkat
bantuan dana tersebut, batik Jati Mas mampu meningkatkanpelatihan keterampilan
dan menambah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan yang semakin
meningkat.
Hingga
saat ini, PKBM Jati Mas telah memproduksi berbagai motif batik yang sangat apik dan tidak kalah saing dengan batik-batik
dari wilayah lain. Motif batik yang digunakan oleh PKBM Jati Mas mencirikan
kearifan lokal Kabupaten Bondowoso yaitu daun singkong, strawberry dan bambu.
Motif Batik Jati Mas
Baru-baru
ini, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Perhubungan
(Disbudparporahub) mencetuskan Kabupaten Bondowoso sebagai Republik Kopi.
Menurut beliau, potensi kopi di Bondowoso sangatlah besar sehingga hal tersebut
perlu dikembangkan demi kemajuan sektor pariwisata dan peningkatan perekonomian
lokal. Oleh karena itu, melalui batik dengan kopi sebagai corak khasnya,
Bondowoso sebagai Republik Kopi diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat
luas.
Lahirnya
lembaga PKBM Jati Mas ini merupakan berita gembira bagi masyarakat. Bagaimana
tidak, PKBM Jati Mas telah berhasil melengkapi kebutuhan pendidikan non formal
bagi masyarakat dari semua kalangan, mulai dari anak usia dini hingga dewasa. Masyarakat
yang awalnya hanya sebagai peserta pelatihan kini telah ada beberapa orang yang
direkrut oleh Bapak Sugiyanto menjadi pekerja tetap. Di sisi lain, dengan
semakin banyaknya tenaga kerja yang dapat direkrut, maka pendapatan per kapita
masyarakat akan semakin meningkat. Hal itu berarti PKBM Jati Mas juga berperan
dalam pengembangan perekonomian masyarakat khususnya Desa Tegaljati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give your Comment here