KAWASAN AGROPOLITAN

SELAMAT DATANG DI KECAMATAN AGROPOLITAN - SUMBERWRINGIN - BONDOWOSO

Kecamatan Sumberwringin

Kecamatan Sumberwringin
Kantor Kecamatan

KECAMATN SUMBERWRINGIN

Foto saya
Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia
Kecamatan Sumberwringin adalah Kec. pusat pengembangan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso

Jumat, 23 Desember 2011

BPBD Bondowoso Mulai Bangun Posko Siaga Ijen
Senin, 19 Desember 2011 10:17:33 WIB Reporter : Oryza A. Wirawan

Bondowoso (beritajatim.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bondowoso mulai membangun posko siaga Gunung Ijen di Kantor Kecamatan Sempol. Warga diharap tetap waspada.


Hal ini disampaikan Kepala BPBD Bondowoso Abdurrahman, Senin (19/12/2011). "Posko ini untuk menyebarluaskan informasi melalui kepala desa, agar secara psikologis, masyarakat terjaga dan tak panik," katanya. Ijen kini berstatus siaga.


Posko ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjelek, yakni evakuasi di kala Gunung Ijen benar-benar meletus. Desa terdekat dari kawah Ijen sekitar lima kilometer. Di bawah Ijen ada afedeling Dampi dan Gunung Blau milik PT Perkebunan Nusantara 12.


Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan penambang belerang tidak melakukan pendakian hingga radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Ijen. Masyarakat di sekitar Gunung Ijen diminta tetap tenang dan tak terpancing isu letusan kawah.


BNPB akan melakukan pendampingan kepada BPBD Bondowoso dan Banyuwangi untuk melakukan langkah antisipasi dan kedaruratan. Dua BPBD di dua kabupaten tersebut diminta berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Kawah Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi atau dengan PVMBG di Bandung. [wir]


Andalan Bondowoso di tengah Keterbatasan APBD

Jalan Rusak Menuju Wisata Kawah Ijen


Siapa tak kenal dengan pegunungan Ijen yang terletak di antara Kabupaten Bondowoso dan kabupaten Banyuwangi. Di tempat tersebut, terdapat kawah berwarna hijau ke biru-biruan yang luar biasa indahnya. Saking indahnya, kabupaten Bondowoso menjadikan kawah ijen sebagai icon setiap foto-foto promosi sebagai pertanda potensi wisata andalan daerah tersebut.


Riku Abdiono - Bondowoso


Ada yang tidak sepadan dengan keindahan kawah pegunungan Ijen saat Surabaya Pagi berkunjung ke daerah tersebut bersama rombongan Dinas Pariwisata Jawa Timur. Yang paling mencolok adalah jalan akses menuju kawasan wisata kelas internasional itu yang masih jauh dari harapan. Kita dipaksa menikmati jalan yang rusak parah dan tidak layak dilewati kendaraan bermotor jenis apapun. Jika tidak karena iming-iming ada kawah yang indah, rombongan mungkin sudah memilih untuk balik kucing.


Perjalanan menuju lokasi bisa ditempuh dari kota Surabaya menuju Bondowoso melalui jalur Situbondo dengan waktu sekitar 6 jam. Paling enak, perjalanan dimulai malam hari. Sehingga agak santai dan tidak macet. Selain itu, bila berangkat malam, akan sampai di Bondowoso sebelum subuh akan memudahkan kita melihat langsung sunrise disela pegunungan Raung dan Ijen.


Ketidaknyamanan baru terasa sejak kendaraan mulai memasuki Kecamatan Sumber Wringin Bondowoso. Perjalanan dari kecamatan Sumber Wringin hingga kecamatan Sukosari arah pegunungan Ijen benar-benar menegangkan. Bagaimana tidak, rombongan melewati hampir 8 kilometer jalanan dalam kondisi rusak parah. Jalanan yang seharusnya diaspal, tapi sudah lama terkikis hingga hanya terlihat batu-batu besar. Sebenarnya, tentu tidak layak dilewati kendaraan. Bila drivernya tidak tangguh, ban bisa meletus dan lebih parahnya, kendaraan bisa terpeleset ke jurang. “Jalannya rusak parah, seharusnya menuju tempat wisata jalannya tidak seperti ini,” keluh Syamsul, driver minibus elf yang menakhodai perjalanan kami.


Syamsul jelas kewalahan mengendarai minibus yang membawa 9 awak ini. Berkali kali ia menghela nafas panjang melihat jalan menanjak yang rusak parah. Sekali-kali juga dirinya berhenti karena berpapasan dengan kendaraan lain. Maklum, meski sudah rusak parah, jalan tersebut dilalui dua jalur sekaligus. Belum lagi sebelah kiri jalan berbatasan langsung dengan jurang yang cukup curam. Pantas saja, ketika kendaraan berpapasan dengan truk-truk pengangkut hasil alam daerah tersebut suasana deg-degan makin meningkat. 


Melihat hal ini, Ketua komisi B DPRD Jatim, Renville Antonio yang membidangi ekonomi wisata di Jatim, mendesak agar pemerintah provinsi Jatim, pemerintah pusat serta pemerintah kabupaten Bondowoso untuk serius mencari jalan keluar. Sebab selama ini sepertinya tidak ada sinkronisasi pengelolaan kawasan wisata Ijen yang cukup terkenal baik bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. “Terutama di sisi infrastruktur jalan akses menuju lokasi wisata yang kurang memadai, saya dengar sudah mulai dibahas oleh Pemkab tapi belum maksimal karena dananya terbatas,” jelas Renvinlle.


Bisa jadi, ini karena Bondowoso merupakan salah satu daerah yang memiliki Indeks Pertumbuhan Manusia yang sangat rendah. Begitu pula pendapatan asli daerah yang juga masih suram. Yakni hanya sekitar Rp 35 miliar per tahun dengan kekuatan APBD Rp 335 miliar pada tahun 2011. “Kalau dibebankan hanya kepada Bondowoso saja, jelas tidak mampu,” kata Renville yang sudah beberapa kali melihat langsung kondisi pariwisata di Bondowoso.


Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata Jawa Timur, Agus Supeno mengatakan, ada banyak kendala yang menghadang pengembangan wisata di Kawasan Ijen. Di antaranya adalah masalah pendanaan pembangunan jalan akses serta keterikatan kawasan Ijen dengan pihak Perhutani. “Ada banyak usulan, tapi belum sinkron dengan Perhutani, jadi ini perlu dilakukan penyelesaian tepat dari para pengambil keputusan di tingkat propinsi maupun pemerintah pusat,” kata Agus.


Beberapa ide yang sempat ditampung Dinas Pariwisata Jatim adalah adanya sarana transportasi khusus bagi pengujung dari kaki gunung mendekati kawah ijen. Sehingga untuk sampai ke kawah ijen dari pintu masuk Perhutani tidak lagi menempuh jalan kaki sepanjang kurang lebih 3 hingga 4 kilometer dengan kondisi jalan yang menanjak. “Menurut Perhutani, jalan tanjakan yang sangat alami itu tidak boleh dibangun dengan alasan turis asing sangat menyukainya, tapi dampaknya wisatawan lokal sedikit sekali yang datang jika melihat medan yang cukup berat tersebut,” papar Agus. Selain itu, perlu juga sarana wisata pendukung seperti outbond agar lebih menarik lagi. “Nah, hal-hal tersebut akan kami cari pemecahanya bersama, supaya tahun depan kawasan wisata Ijen ini menjadi jujugan wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri,” tambah Agus.(Surabayapagi.com)

Jumat, 16 Desember 2011

Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di Bondowoso berjalan sesuai skenario. Evaluasi tiap 5 tahun dan dimensinya panjang (15th) Mudah-mudahan ada sinergitas dengan semua unsur terkait dan masyarakat Bondowoso.

Jalan Tembus Banyuwangi-Bondowoso???


Desak Jalan Tembus Bondowoso-Banyuwangi

BONDOWOSO – Anggota DPRD Jawa Timur asal daerah pemilihan Jatim III (Jember Lumajang) mendesak percepatan pembangunan jalan tembus Bondowoso menuju Banyuwangi melewati kawasan pegunungan Ijen. Ini ditujukan untuk mengangkat potensi ekonomi di kawasan Tapal Kuda (Banyuwangi-Bondowoso-Situbondo-Lumajang-Jember-Probolinggo-Pasuruan).

Sugihono, anggota DPRD dari dapil III yang juga kelahiran Bondowoso meminta agar pemerintah kabupaten Bondowoso, Pemkab Banyuwangi bersama Pemprov Jatim untuk melakukan sinergi pengembangan kawasan perekonomian di daerah tersebut. Pasalnya, jalur Bondowoso menuju Banyuwangi melewati kecamatan Sempol Situbondo cukup strategis. “Di daerah Bondowoso hingga Banyuwangi jika melewati jalur ijen potensi sumber daya alam pertaniannya sangat luar biasa, disana ada kawasan Agro yang cukup besar,” kata Sugihono, saat ditemui di rumah kelahirannya di pusat Kota Bondowoso, akhir pekan kemarin.

Lanjut politisi PDI Perjuangan ini, ada banyak hasil bumi di kawasan tersebut yang bisa dioptimalkan sebagai pertumbuhan ekonomi di Bondowoso. Sebab, seperti diketahui, kawasan Bondowoso ini merupakan penghasil tanaman Kubis, Kentang dan tentunya Kopi jenis Arabica yang sudah sangat terkenal itu. Jika perkebunan kopi sudah dikelola oleh PTPN XII dan PTPN XIII. Sedangkan untuk hasil bumi lainnya masih dikelola seara terbatas oleh masyarakat setempat. “Selama ini mereka terkendala alat angkut yang mahal, untuk menjual hasil pertanian. Ini disebabkan oleh jalan yang rusak dan terlalu jauh menuju kota,” kata Sugihono. “Belum lagi rencana eksplorasi panas bumi (geothermal) di kawasan tersebut, jadi potensi di dalam sana banyak tapi tidak didukung infrastrktur yang memadai,” tambah anggota komisi C DPRD Jatim ini.

Nah, bila jalan menuju kawasan pertanian tersebut diperbaiki, tentu perekonomian masyarakat Bondowoso akan terangkat. PAD juga bisa tinggi. Masyarakat juga bisa merasakan hasil alam yang kaya raya ini, itu tujuan DPRD Jatim mendesak agar infrastruktur di kawasan tersebut bisa dibangun dengan baik. “Jika jalan tembus itu sudah ada, maka petani bisa menjual hasil pertaniannya tak hanya ke Surabaya, tapi juga ke Banyuwangi bahkan ke Bali,” ujarnya. Rko

Cari Blog Ini

agropolitan

Komoditi Unggulan : Kopi Robusta, kopi arabica, Holtikultura/ Sayur( cabe besar/kecil, tomat dll), Buah : Alpukat, Durian....